Thursday, April 14, 2011

Multy Track Diplomacy

            Ketika saya masih berada dibangku sekolah menengah atas, saya memiliki cita-cita agar kelak bisa menjadi seorang diplomat. Dimata saya kala itu, seorang diplomat terlihat keren. Gimana gak keren coba, kerjanya saja di luar negeri, bisa keliling dunia, ditambah lagi gajinya dollar pula. Singkat cerita, dengan berbagai usaha saya bisa diterima untuk kuliah di jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada. Pada masa awal kuliah, tentunya mata kuliah yang diberikan merupakan dasar-dasar dari ilmu Hubungan Internasional itu sendiri. Salah satu mata kuliah yang paling mendasar dari ilmu Hubungan Internasional adalah “Diplomasi”.
            Saya sangat bersyukur sekali bisa mengikuti mata kuliah ini. Dari sini pikiran saya menjadi “terbuka”. Pengetahuan saya selama ini mengenai apa yang disebut “Diplomat” selalu saya kaitkan dengan birokrat. Gambaran saya mengenai seorang diplomat adalah seseorang yang bertugas di Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia yang mendapat tugas untuk ditempatkan di berbagai keduataannya di berbagai Negara. Atau, pengertian lain saya mengenai seorang diplomat adalah seseorang yang bekerja di lembaga internasional macam PBB. Ternyata diplomat tidak sesempit itu, hal ini terlihat jelas dari salah satu pembahasan di mata kuliah diplomasi. Pada bab “Multy Track Diplomacy” disebutkan bagaimana luasnya cakupan seorang diplomat.
Seiring dengan berkembangnya jaman, berbagai aspek kehidupan masyarakat pun terkena imbasnya. Kehidupan menjadi semakin modern. Dalam hal ini, diplomasi juga tak luput terkena imbas perkembangan dunia. Orang sudah semakin maju dalam berfikir, mereka tak harus mengandalkan otot atau berperang untuk menyelesaikan suatu permasalahan, otak juga dituntut untuk dapat mengatasi permasalahan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah melalui jalur diplomasi.
            Dalam perkembangannya diplomasi terbagi menjadi sembilan jalur. Kesembilan jalur tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Yang pasti, kesembilan jalur ini lebih mengedepankan jalan damai, dan tentunya sebisa mungkin menghindari terjadinya peperangan. Jalur yang pertama adalah melalui pemerintah. Pelaku utama dari jalur ini adalah  para diplomat yang berasal dari kalangan pemerintah. Kegiatan utama dari jalur ini adalah membuat dan mengimplementasikan kebijakan luar negeri negaranya dan juga mengadakan berbagai perundingan bilateral maupun multiralteral. Tugas lain dari jalur pertama ini juga menangani isu-isu yang berkaitan dengan hubungan internasional antar bangsa, konflik kekuasaan, perdamaian, dan juga resolusi suatu konflik. Kekurangannya adalah, eksklusivitas, keelitan, dan potensi untuk penyalahgunaan kekuasaan.
            Jalur kedua adalah non pemerintah. Pelakunya dapat berasal dari jalur satu, atau juga dapat berasal dari aktivis sosial/pendidikan. Kegiatan yang biasa dilakukan antara lain adalah mengadakan workshop, menjadi mediator dan konsultan dalam peacemaking process. Kelebihan dari jalur kedua ini adalah  penggunaan problem-solving approach dalam berbagai diskusi informal, memudahkan mendapat akar masalah dan pada akhirnya mampu menciptakan solusinya. Jalur ketiga adalah melalui bisnis/perdagangan. Pelaku dari jalur ini adalah kalangan yang berasal dari MNC, yang terdiri dari beragam golongan. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah mengadakan pertemuan bangsa-bangsa, sebagai saluran komunikasi, sebagai wadah untuk membangun network. Isu yang menjadi perhatiannya antara lain adalah tentang pertanggung jawaban mereka terhadap lingkungan. Kelemahan dari jalur ini adalah ekploitasi kemanusiaan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan mereka.
            Jalur keempat dan lima adalah penduduk dan aktivisme. Kedua jalur ini hampir sama, baik kegiatan maupun pelaku utamanya. Akan tetapi, kegiatan dari jalur kelima lebih ekstrem seperti pemogokan, mobilisasi massa, aksi protes, dan hal tersebutlah yang menjadi kelemahan dari jalur ini. Apa yang mereka lakukan bisa saja menimbulkan masalah baru dengan kelompok lain, bukannya menciptakan suatu solusi. Tetapi dengan aksi yang mereka lakukan, berbagai aspirasi yang berasal dari masyarakat lemah dapat mereka salurkan. Untuk jalur keempat, dengan pelaku utamanya adalah warga negara. Kegiatan yang dilakukan lebih bersifat formal, seprti dialog, konferensi. Kelemahan dari jalur ini adalah kurang bisa bersinergi dengan pemerintah dan non pemerintah (jalur 1 & 2).
            Jalur keenam adalah melalui pendidikan. Dengan berdasarkan argument bahwa semakin terdidik seseorang maka mereka akan semakin mudah menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi, jalur ini memfokuskan kegiatannya dengan berbagai hal yang serba intelektual. Kegiatannya antara lain penelitian umum, analisa public, serta berbagai riset yang dilakukan oleh think thanks bentukannya. Akan tetapi, sisi negative dari jalur ini adalah dapat memanipulasi data untuk tujuan tertentu. Untuk jalur ketujuh dan delapan adalah melalui agama dan pendanaan. Pelaku dari jalur agama berasal dari komunitas agama. Kegiatan yang biasa dilakukan antara lain adalah aksi sosial yang biasanya juga dengan diadakan doa bersama. Sedangkan pelaku dari jalur pendanaan dapat seorang individu maupun suatu komunitas penyandang dana. Dengan adanya komunitas ini, sangat berpotensi untuk membuat dunia menjadi lebih baik melalui pendanaan berbagai proyek dengan tujuan perdamaian.
Jalur kesembilan adalah melalui komunikasi dan media. Pelaku jalur ini adalah media pendidikan dan media elektronik. Kegiatan dari jalur ini adalah reportase, berita harian, ataupun juga talk show. Dengan jalur ini, rakyat bisa mendapatkan penghubung dengan pemerintah. Dengan jalur ini, masyarakat juga dapat disatukan untuk lebih memperhatikan berbagai isu mutakhir. Akan tetapi, media dengan kemampuan mengontrol informasi yang dimiliki juga dapat menyalahgunakannya. Dari penjelasan bab “Multy Track Diplomacy” ini, saya kemudian mendapatkan satu kesimpulan dasar bahwa “Diplomat tidak selalu harus berada di lingkaran birokrat”. Kedepannya saya bisa menjadi diplomat melalui banyak jalur, tidak hanya sakleg pada keharusan tergabung dalam lingkaran birokrat saja. Semoga postingan ini bisa memberikan sedikit gambara mengenai pengertian dari Diplomat. Sekian dan semoga bermanfaat.





No comments:

Post a Comment