Setelah
sebelumnya saya pernah menulis mengenai darimana asal-muasal sepak bola, kali
ini saya akan berbagi sedikit informasi mengenai jejak sejarah permainan sepak bola di
berbagai belahan dunia. Sepak bola memiliki sejarah yang panjang, mulai
dari olah raga yang digunakan untuk mengasah fisik sampai dengan olah raga
yang dijadikan sebagai media perang antar suku. Model permainan dan aturan
yang berlaku juga berbeda-beda di berbagai tempat. Maklum, kala itu sepak bola
modern belum ditemukan dan peraturannya pun belum disempurnakan seperti saat
ini.
FIFA telah mengakui bahwa sepak bola berasal dari benua Asia, tepatnya dari negeri
China. Manuskrip mengenai sepak bola tersebut menyatakan bahwa olah raga ini
telah dimainkan secara turun-temurun sejak masa dinasti Tsin (255 - 206 SM).
Dalam manuskrip itu disebutkan bahwa sepak bola diperoleh secara turun-temurun
sejak 5000 tahun sebelumnya. Nama untuk permainan ini sendiri kala itu
adalah tsu chu.
Arti dari kata tsu
chu sendiri adalah ‘menendang bola’ dan munculnya berasal dari kepercayaan
China kuno.
Relief orang Yunani yang memainkan episkyro |
Sedangkan
di benua Eropa, jejak mengenai permainan sepak bola bisa ditelusuri setelah
ditemukannya dokumen mengenai sepak bola di Yunani dan Romawi. Di Yunani,
bermain bola sudah dikenal pada tahun 800 SM dengan nama episkyro. Salah satu bukti sejarah yang dapat ditelusuri terkait
dengan adanya relief di National Museum
of Archeologi di kota Athena. Relief itu menggambarkan seorang Yunani yang
sedang bermain bola dengan kakinya.
Pasukan
Romawi yang menyerbu Yunani pada 146 SM kemudian mengadopsi permainan ini dan
menyebarkannya seiring penaklukan wilayah-wilayah Eropa. Oleh orang Romawi
sendiri, episkyro mereka sebut dengan
harpastrum. Kaisar Romawi, Julius
Caesar, tercatat sebagai penggemar harpastrum.
Dia memilih olahraga sebagai wadah bagi para pasukannya untuk mengasah fisik
mereka.
bangsa Romawi bermain harpastrum |
Permainan
ini semakin popular ke suluruh pelosok negeri. Orang Romawi kala itu sering
memainkan harpastrum sebagai olahraga
pagi di lapangan yang disebut dengan palaestra.
Harpastrum juga berkembang menjadi
berbagai jenis permainan, mulai dari bola tangan (expulsim ludere), hoki, harpasta, phaininda dan olah raga yang saat
ini disebut dodge ball.
Di
Roma, luas lapangan harpastrum menyesuaikan
dengan jumlah pemainnya. Pernah suatu ketika, harpastrum dimainkan oleh lebih dari 100 orang sehingga olah raga
ini kala itu justru lebih menyerupai kerusuhan massal. Penulis Romawi, Horatius
Flaccus dan Virgilius Maro, menyebut harpastrum
sebagai “permainan biadab”. Olahraga ini pada perjalanannya kemudian dilarang
untuk dimainkan diseluruh wilayah Romawi.
Bangsa
Inggris mulai mengenal sepak bola pada abad ke-2. Mereka mulai memainkan sepak
bola setelah berhasil mengalahkan tentara Romawi kala itu. Sama seperti Romawi,
permaian bola di Inggris jauh lebih brutal karena dimainkan di lapangan yang
luas atau jalanan yang berjarak 3-4 km. King Edward II menyebut sepak bola
sebagai “permainan setan yang dibenci Tuhan”.
Pada
April 1314, dia melarang rakyatnya untuk memainkan melakukan olahraga ini,
terutama untuk kalangan ningrat karena menggunakan tengkorak sebagai bola. Raja
juga khawatir jika prajurit terlalu sering bermain bola makan mereka lupa untuk
mengasah kemampuan berkuda dan memanahnya. Pelarangan memainkan sepak bola di
tanah Britania kemudian berlanjut hingga Ratu Elizabeth I bertahta (1533-1608).
Philip
Stubbes pada 1583 menulis buku dengan judul The
Anatomie of Abuses dan menggambarkan kekerasan dalam sepak bola kala itu
dengan jelas. “Ratusan orang mati dalam satu pertandingan yang berlangsung
dengan brutal” tulisnya. Pemain yang selamat banyak yang cedera parah. Patah
kaki, remuk tulang punggung, kepala bocor, mata buta merupakan jenis-jenis
cedera yang seringkali dialami orang yang memainkan sepak bola kala itu.
Begitu
brutalnya olah raga ini membuat Stubbes juga secara konsisten mengkampanyekan
penolakan terhadap sepak bola. Pihak geraja pun ikut turun tangan dengan
kondisi ini. Sepak bola kala itu sering dipertandingkan pada hari minggu yang
merupakan hari Sabath. Pihak gereja kemudian memberikan respon dengan
mengeluarkan peraturan bahwa siapa saja yang kedapatan bermain bola akan
dihukum penjara selama seminggu.
penduduk Normandy bermain la soule |
Di wilayah Perancis, sepak
bola mulai dikenal pada 50 SM dari tentara Romawi. Olah raga ini kemudian dikenal dengan sebutan la soule.
Permainan ini dikembangkan oleh orang-orang dari daerah Normandy dan Picardy. Jumlah
pemain tiap tim adalah 20-200 orang. Orang Perancis memainkan la soule atau choule tanpa menggunakan peraturan yang jelas dan tanpa batasan
jumlah pemain. Bahkan seringkali pertandingan berlangsung hingga beberapa hari.
Akibatnya, Raja Felipe V pada tahun 1319 melarang la soule yang kemudian juga dilanjutkan kebijakan serupa oleh
raja-raja setelahnya.
Setelah berakhirnya era kekaisaran Romawi, sepak bola telah mengalami banyak perkembangan, terutama dalam teknis dan aturan permainan. Salah satu perkembangan signifikan terhadap permainan ini adalah ketika orang Florence memainkan calcio. Aturan dari calcio sudah jelas. Setiap tim beranggotakan lebih dari 27 orang. Cara bermainnya juga sederhana; menendang, mengumpan dan menggiring bola untuk dibawa ke garis pertahanan lawan. Kala itu belum ada gawang yang digunakan dalam permainan.
Setelah berakhirnya era kekaisaran Romawi, sepak bola telah mengalami banyak perkembangan, terutama dalam teknis dan aturan permainan. Salah satu perkembangan signifikan terhadap permainan ini adalah ketika orang Florence memainkan calcio. Aturan dari calcio sudah jelas. Setiap tim beranggotakan lebih dari 27 orang. Cara bermainnya juga sederhana; menendang, mengumpan dan menggiring bola untuk dibawa ke garis pertahanan lawan. Kala itu belum ada gawang yang digunakan dalam permainan.
Selain
di daratan Eropa dan Asia, sejarah mengenai sepak bola juga dapat dilacak
keberadaannya di benua Amerika. Suku Indian dan Aztec sudah mengenal sepak bola
sejak ratusan tahun yang lalu. Mereka menyebut sepak bola dengan nama pasuckaukohowog. Namun khusus untuk suku
Aztec, permainan bola merupakan gabungan dari basket, voli dan sepak bola
sekaligus. Sedangkan untuk suku Indian, sepak bola lebih mirip perang antar
suku yang di lapangan luas. Bahkan pertandingan bisa berlangsung hingga
berhari-hari apabila skor masih imbang.
ilustrasi permaian pasuckaukohowog |
Kadua
suku ini selalu melakukan ritual sebelum berlangsungnya pertandingan. Mereka mengenakan
berbagai atribut suku dan mengecat tubuh mereka layaknya akan berangkat ke
medan perang. Tujuan dari diadakannya ritual sebelum pertandingan ini adalah
untuk menolak bala. Di dalam setiap pertandingan, tiap tim yang bertanding bisa
berjumlah 500 orang. Karena kerasnya permainan, pasuckaukohowog seringkali menyebabkan pemainnya mengalami cedera
berbulan-bulan lamanya.
ilustrasi permaian aqsaqtuk |
Jejak
sepak bola di benua Amerika juga didapatkan dari sejarah suku Eskimo pada tahun
1600-an. Mereka menyebut sepak bola dengan aqsaqtuk
yang artinya kurang lebih bermain sepak bola di es. Mereka memainkannya di
es karena suku ini memang terdapat di kawasan Amerika bagian utara, salah
satunya di Alaska. Permainannya melibatkan dua tim yang biasanya berasal dari
dua desa. Arena pertandingannya bahkan bisa mencapai belasan kilometer
panjangnya. Teknik terpenting yang dibutuhkan dari aqsaqtuk adalah kemampuan untuk menendang bola sejauh mungkin.
No comments:
Post a Comment