Wednesday, April 11, 2012

BAHAGIAKANLAH ORANGTUA KALIAN, MAKA BAHAGIALAH KALIAN



Beberapa waktu lalu, ada seorang teman yang meminjamkan sebuah buku kepada saya. Buku tersebut berjudul “7 Keajaiban Rezeki” yang ditulis oleh Ippho Santosa. Buku tersebut merupakan sebuah buku motivasi dengan metode pengembangan otak kanan kita. Awalnya saya meragukan buku tersebut. Saya menganggap isi dari bukunya hanyalah kalimat-kalimat semacam motivasi yang memang menarik untuk diucap, akan tetapi kurang bisa meresap, menyadarkan dan kemudian mendorong kita untuk melakukan apa yang dianjurkan. Dan menurut saya, kebanyakan buku motivasi memang semacam itu. Karena anjuran teman, saya pun mencoba untuk membacanya. Dalam waktu singkat buku tersebut sudah selesai baca (karena memang tidak terlalu tebal.. hehehe). Apa kesimpulan dari saya? Saya anjurkan anda untuk membacanya. Banyak sekali pelajaran berharga yang saya dapat dari membaca buku ini. Dari sekian banyak pelajaran yang saya dapat, salah satu bagian yang paling mengena bagi saya adalah mengenai renungan dari hubungan antara kita dengan orangtua kita. Mungkin kita semua tidak sadar, banyak sekali yang telah dilakukan oleh orangtua untuk kita, akan tetapi justru banyak juga perbuatan kita yang malah mengecewakan mereka.

Berikut ini merupakan beberapa renungan tersebut :
Orangtua selalu membanggakan anda. Apakah anda selalu membanggakan mereka?
Orangtua selalu mendoakan anda. Apakah anda selalu mendoakan mereka?
Orangtua selalu berkorban untuk anda. Apakah anda selalu berkorban untuk mereka?
Orangtua berusaha membahagiakan anda. Apakah anda berusaha membahagiakan mereka?
Orangtua membesarkan serta menafkahi anda dan saudara-saudara anda tanpa pamrih dan lebih memilih menyembunyikan keluhan mereka didepan anda. Padahal seringkali kehidupan orangtua serba kekurangan. Tapi, begitu anda dan saudara-saudara beranjak dewasa, malah mengeluh ketika harus membantu dan menafkahi orangtua. Padahal kehidupan anda dan saudara-saudara anda sering serba kecukupan.

Masih belum sadar? masih ada banyak lagi gambaran lainnya.
Saat kita berusia 1 tahun, orangtua memandikan dan merawat kita. Apa balasan dari kita saat itu? Seringkali kita membangunkan tidur mereka ketika tengah malam menjelang.
Saat kita berusia 2 tahun, orangtua mengajari kita berjalan. Apa balasan dari kita saat itu? Kita malah kabur ketika orangtua memanggil kita.
Saat kita berusia 3 tahun, orangtua memasakkan makanan kesukaan kita. Apa balasan dari kita saat itu? Dengan tingkah polah, kita malah menumpahkan makanan masakan mereka.
Saat kita berusia 4 tahun, orangtua memberi kita pensil berwarna. Apa balasan dari kita saat itu? Meskipun telah diberikan kertas gambar, kita justru lebih memilih untuk mencorat-coret tembok rumah dengan pensil tersebut.
Saat kita berusia 5 tahun, orangtua membelikan kita  baju yang bagus. Apa balasan dari kita saat itu? Kita malah mengotorinya dengan bermain-main di lumpur.
Saat kita berusia 10 tahun, orangtua membayar mahal-mahal uang sekolah dan uang les kita. Apa balasan dari kita saat itu? Kita malah bermalas-malasan dan bahkan memilih untuk bolos.
Saat kita berusia 11 tahun, orangtua mengantarkan kita kamana-mana. Apa balasan dari kita saat itu? Kita malah seringkali tidak mengucapkan salam ketika keluar rumah.
Ketika kita berusia 12 tahun, orangtua mengizinkan kita menonton bioskop dan acara lain di luar rumah. Apa balasan dari kita saat itu? Kita malah meminta orangtua duduk di barisan lain, terpisah dari kita dan teman-teman kita.
Ketika kita berusia 13 tahun, orangtua membayar biaya kemah, biaya pramuka, dan biaya liburan kita. Apa balasan kita saat itu? Seringkali kita malah tidak memberikan kabar ketika kita berada di luar rumah.
Ketika kita berusia 14 tahun, orangtua pulang kerja dan ingin memeluk kita. Apa balasan dari kita saat itu? Justru kita malah menolak dan mengeluh “Bapak, Ibu, aku sudah besar!”
Ketika kita berusia 17 tahun, orangtua sedang menunggu telepon yang penting, sementara kita malah asyik menelepon teman-teman kita yang sama sekali tidak penting.
Ketika kita berusia 18 tahun, orangtua menangis terharu ketika kita berhasil lulus dari bangku SMA. Apa balasan kita saat itu? Kita justru malah memilih berpesta semalaman bersama teman-teman dan baru pulang keesokan harinya.
Ketika kita berusia 22 tahun, orangtua memeluk kita dengan haru ketika kita diwisuda. Apa balasan kita saat itu? Kita malah bertanya kepadanya, “Bapak, Ibu, mana hadiahnya? Katanya mau membelikan aku ini dan itu?”
Saat kita berusia 23 tahun, orangtua orangtua membelikan sebuah barang yang kita idam-idamkan. Apa balasan kita saat itu? Kita justru malah mencela, “Duh, kalau mau beli apa-apa untuk aku, bilang-bilang dong. Aku kan gak terlalu suka model yang seperti ini!”
Saat kita berusia 29 tahun, orangtua membantu membiayai pernikahan kita. Apa balasan kita setelah itu? Kita malah pindah ke luar kota, dan sangat jarang sekali menghubungi mereka.
Saat kita berusia 30 tahun, orangtua memberi tahu kita bagaimana cara merawat bayi. Apa balasan kita saat itu? Kita malah berkata, “Bapak, Ibu, zaman sekarang sudah beda. Nggak perlu lagi cara-cara seperti dulu”
Saat kita berusia 40 tahun, orangtua mulai sering sakit-sakitan. Apa balasan kita saat itu? Kita malah berkata, “Bapak, Ibu, aku sudah berkeluarga. Aku punya tanggung jawab terhadap keluargaku”
Dan entah kata-kata apalagi yang pernah kita ucapkan kepada orangtua. Bukan sebuah hal yang mustahil apabila hal-hal tersebut yang kemudian menyumbat rezeki dan kebahagiaan kita semua.

Saya yakin, pasti dari kita semua pernah melakukan hal diatas. Wajar memang, kita adalah manusia, seorang makluk yang tidak luput dari kesalahan. Dari renungan tersebut mencoba memberi gambaran kepada kita bahwa kita harus selalu menghormati kedua orangtua kita. Mungkin kita seringkali berbeda pendapat dengan mereka, tapi percayalah, pada dasarnya mereka menginginkan yang terbaik bagi kita. Tidak mungkin ada orangtua yang ingin mencelakakan anaknya. Kalaupun itu ada, itu hanya anomali dari sekian banyak orangtua hebat yang ada dimuka bumi ini. Hal lainnya adalah kita memiliki “hutang” yang tidak terhingga kepada orangtua kita. Dilihat dari materi, waktu maupun pengorbanan mungkin sudah tidak bisa dihitung besarnya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita wajib membayar “hutang” kita tersebut. Bagaimana caranya? Mulai sekarang bagi anda yang sudah pernah melakukan kesalahan diatas, perbaikilah. Jangan sampai anda melakukan kesalahan lainnya dikemudian hari. Sekarang, sadarlah bahwa salah satu kewajiban paling utama kita di dunia ini adalah membahagiakan orangtua kita. Mungkin ada juga kasus yang menunjukkan bahwa seseorang sukses akan tetapi tidak memiliki hubungan harmonis dengan orangtuanya. Saya berani jamin, kehidupan orang tersebut sudah pasti tidak tenang! Sampai kapanpun apabila keadaan ini tidak diperbaiki, tetap akan ada yang mengganjal dihati orang tersebut.

Satu hal penting yang terakhir adalah bahwa doa dari orangtua kita merupakan salah satu doa yang paling mujarab. Hormatilah, sayangilah dan jagalah orang tua kalian dengan baik. Niscaya orangtua akan selalu mendoakan kita dengan hal-hal yang baik pula. Apabila kita melakukan hal sebaliknya, maka bukan tidak mungkin bencana yang akan kita dapat. Dan tahukah kalian salah satu jalan tercepat untuk mewujudkan mimpi kita? Jawabannya adalah doa yang selaras antara kita dan orangtua kita. Jadi apabila misalnya anda ingin membuka usaha baru, mintalah doa dari orangtua kalian agar usaha tersebut diberikan jalan menuju kesuksesan. Insyaallah, apabila doa kita selaras mimpi kita akan dengan sangat cepat terwujud, tentunya semua itu juga harus diiringi dengan usaha yang keras dan halal pula. Jadi saya sarankan, apabila sekarang anda sedang memiliki mimpi, apapun itu, segera hubungi orangtua anda, sms, telefon, email ataupun ajak chatting sekarang juga. Katakan apa yang menjadi mimpi kalian, minta tolong kepada mereka agar selalu mendoakannya saat beribadah.

Semoga tulisan ini bermanfaat. Lewat tulisan ini pula, saya berharap semoga kita semua senantiasa diingatkan dan dituntun untuk memuliakan orangtua kita. Semoga kita juga senantiasa diberikan motivasi lebih untuk melakukan semua usaha yang bertujuan untuk membahagiakan orangtua. Untuk itu, BAHAGIAKANLAH ORANGTUA KALIAN, MAKA BAHAGIALAH KALIAN.


No comments:

Post a Comment