Wednesday, April 4, 2012

Anda Termasuk dalam Kategori Suporter Apa?



Suporter merupakan salah satu faktor penting bagi setiap tim dalam sepak bola. Football without fans is life without sex,” demikian pernyataan dari Jock Stein. Keberadaan mereka bisa menjadi tambahan suntikan semangat ketika mendukung timnya bertanding. Kebesaran suatu tim ataupun klub juga bisa dilihat dari faktor seberapa besar dukungan suporter atau fans kepada mereka. Suporter dapat melambungkan nama sebuah klub karena aksi simpatik ataupun bentuk loyalitasnya. Di beberapa klub Eropa, suporter bahkan bisa menentukan arah kebijakan klub dalam soal transfer atau bahkan kepemilikan klub. 



Suporter sendiri memiliki kategori yang beragam. Suporter setiap negara ataupun klub juga memiliki ciri khas masing-masing. Bahkan dalam satu kelompok suporter sendiri memiliki ciri yang beragam. Ada suporter yang benar-benar fanatik dan loyal terhadap tim yang dia bela. Ada pula suporter yang hanya ikut-ikutan mendukung suatu tim. Yang menurut saya konyol adalah banyak saat ini suporter yang sempat (karena hanya berlangsung semantara) datang ke stadion, mendukung suatu tim hanya dikarenakan tim tersebut memiliki pemain yang tampan. Bukan salah memang, ini mungkin sebagai fenomena baru suporter yang saat ini menjadi tren. Akan tetapi, bagi suporter yang benar-benar mendukung karena kecintaan dan loyalitas, mungkin alasan tersebut terdengar menggelikan. 



Kembali lagi mengenai kategori suporter. Beberapa waktu lalu saya membaca di sebuah buku berjudul The Land of Hooligan yang dalam salah satu bagiannya membedakan suporter dalam beberapa kategori. Cukup menarik, selama ini menurut saya suporter itu hanya ada dua kategori; suporter yang ingin menonton dan mendukung tim idolanya, dan satu lagi adalah suporter yang hanya ingin menonton pertandingan, esensi dari menontonnya pun “gak dapet”. Tidak ada unsur dukungan yang kuat dari jenis suporter kedua ini, itu menurut pendapat saya. Nah, dalam buku yang saya sebutkan tadi, para pendukung tim sepak bola sebenarnya bisa dibedakan dalam berbagai kategori, yaitu :



Hooligan. 

Hooligan adalah fans bola yang brutal ketika tim idolanya kalah bertanding. Hooligan pada awalnya merupakan stereotip suporter bola dari Inggris, akan tetapi kemudian mejadi fenomena global. Sebagian besar Hooligan adalah para back-packer yang telah berpengalaman dalam bepergian. Mereka sering menonton pertandingan yang memiliki tingkat resiko besar. Pertandingan yang beresiko besar contohnya adalah pertandingan yang melibatkan dua tim yang menjadi musuh sekota ataupun musuh tradisional. Banyak dari mereka sering keluar-masuk penjara karena sering terlibat bentrok fisik. Untuk mengantisipasi terjadinya kerusuhan, gaya berpakaian mereka pun sudah dipersiapkan untuk berkelahi. Mereka jarang menggunakan pakaian yang sama dengan tim pilihannya, dan memilih berpakaian asal-asalan agar sulit dideteksi oleh pihak polisi. Walaupun demikian, kelompok ini tidak mau untuk menggunakan senjata. Para Hooligan biasanya tidak duduk dalam satu tempat bersama-sama, tetapi mereka lebih memilih untuk berpencar.


Ultras.  

Kata ultras diambil dari bahasa Latin yang artinya “diluar kebiasaan”. Kalangan ultras  tak pernah berhenti menyanyi mendengungkan yel-yel tim favorit mereka selama berlangsungnya pertandingan. Mereka juga rela berdiri sepanjang permainan dan menyalakan gas warna-warni (atau yang paling sering kita lihat red flare). Jika anda sering menyaksikan pergerakan manusia seperti gelombang di dalam stadion atau yang lebih dikenal dengan gerakan Mexican wave, itu adalah instruksi dari ultras yang sangat kreatif kepada pendukung lainnya yang ada di dalam stadion. Karakter mereka temperamental, seperti hooligan, apabila timnya kalah bertanding atau diremehkan. Namun, berbeda dengan hooligan, tujuan utama mereka adalah mendukung tim, bukan untuk unjuk kekuatan dengan jalan adu fisik. Angota ultras adalah mereka yang setia dan loyal terhadap tim favoritnya cukup lama.


The VIP.  

Bagi mereka, yang penting bukan menonton bola, melainkan supaya ditonton oleh penonton lain. Sebagian besar kelompok ini adalah para pebisnis tingkat tingi yang menyaksikan pertandingan di kotak VIP demi sebuah gengsi untuk pencitraan diri. Karena atas nama bisnis, segalanya dihitung sebagai investasi. Tak heran jika dalam areal VIP atau yang biasa disebut skyboxes, para jutawan ini bisa bertemu dengan rekan bisnis lainnya dan menghasilkan deal-deal penting bagi usahanya. Mereka tak memperdulikan bagaimana jalannya pertandingan ataupun hasil akhir, kecuali itu akan memberikan dampak bagi bisnis yang dijalankannya. Itu untuk penjelasan bagi yang mengusung misi bisnis, bagaimana dengan yang mengusung misi pencitraan? Kalau kasus ini kita akan banyak sekali menemuinya di tanah air. Kalian mungkin masih ingat dengan apa yang terjadi ketika berlangsung pertandingan antara Persija vs Persisam pada 26 Februari 2012 lalu. Gubernur DKI terlihat menyaksikan langsung pertandingan tersebut. Saya ingat betul bagaimana statementnya; “Soal Persija mana yang bener, saya tidak tahu yang bener yang ini apa yang itu. Yang jelas, yang ini fans-nya banyak." Dari kalimat tersebut sih saya menangkap beliau mencari massa. Maklum lah, pilkada DKI kala itu makin dekat. 


Daddy/Mommy

Mereka adalah orang-orang yang suka melibatkan atau membawa anggota keluarga mereka saat menonton pertandingan. Bagi mereka, menonton pertandingan bola layaknya sebuah rekreasi keluarga untuk mempererat kebersamaan. Oleh karena itu, mereka menonton bola jika tiket tidak terlalu mahal atau pada pertandingan uji joba saja. Tiket murah dapat mereka peroleh mana kala sebuah klub mengeluarkan kebijakan yang biasanya di sebut fans day dimana klub akan memberikan potongan harga tiket untuk momen-momen tertentu. Sebagian dari Daddy/Mommy adalah karyawan profesional yang gemar sepak bola, akan tetapi tarafnya tidak sampai fanatik. Letak tempat duduk mereka saat menonton biasanya jauh dari hooligan dan ultras. Mereka mengkhawatirkan anak-anak mereka menjadi sasaran apabila terjadi kericuhan di dalam stadion saat berlangsungnya pertandingan.


Chrismas Tree. 

Dipanggil dengan sebutan Chrismas Tree (pohon natal) karena sekujur tubuh dan pakaian orang yang masuk kategori ini dilengkapi berbagai aksesoris dan atribut tim mulai dari pin, bagde, stiker, tato, corat coret di wajah, tubuh sampai dengan rambut. Berbeda dengan hooligan maupun  ultras yang seringkali adalah laki-laki, Chrismas Tree bisa laki-laki maupun perempuan, tampil sendiri-sendiri maupun berpasangan. Pada dasarnya, tujuan utama mereka tak menonton sepak bola, tapi juga berusaha menunjukkan identitas negara atau tim favoritnya lewat busana tradisional khas negara maupun daerah mereka. Kelompok ini biasanya memilih tempat duduk yang berjauhan dari hooligan maupun ultras.


The Expert. 

Sebagian besar adalah para pensiunan yang telah berumur. Mereka tak “sayang” menggunakan uang pensiunnya untuk bertaruh. Jadi jangan heran apabila kalian mendapati mereka nampak selalu tegang sepanjang jalannya pertandingan. Tak jarang pula mereka menengguk berbotol-botol minuman karena saking tegangnya. Namun, golongan The Expert  ini biasanya hanya tertarik pada pertadingan sekelas World Cup dan UEFA Cup (Euro), bukan pada pertandingan liga atau antar-klub. Di tangan mereka selalu menggenggam telepon dan koran untuk memprediksi hasil akhir pertadingan. Letak duduk mereka biasanya di dekat gawang untuk memudahkan berteriak memberikan semangat. Layaknya pelatih, mereka juga mengarahkan strategi apa yang harus dijalankan pemain.


Couch Potato

Mungkin inilah kelompok suporter terbesar dari fans sepak bola. Mereka ini tidak menonton langsung ke stadion, melainkan hanya memalui layar kaca di rumah. Tipe ini berasumsi bahwa menonton melalui televisi lebih nyaman daripada membuang uang untuk sebuah pertandingan yang belum tentu bagus. Prinsip fans jenis ini adalah murah meriah. Sambil menonton, selalu tersedia camilan dan minuman di dekatnya. Tak hanya keluarga, agar acara nonton lebih seru, mereka biasanya mengundang tetangga, keluarga besar ataupun teman-temannya. Akan tetapi jangan salah, meski hanya di depan televisi, mereka juga berdandan seolah-oleh ada dalam lapangan. Jersey tim kebanggaan, bendera bahkan sampai corat-coret muka mereka lalukan untuk meramaikan ajang nonton bareng tersebut.


Seiring dengan semakin populernya sepak bola, gelombang dukungan dari suporter juga semakin besar. Semakin besarnya dukungan ini, kemudian mengakibatkan semakin beragam pula jenis suporter yang ada. Hal ini tentu saja akan terus berlangsung karena saya yakin di masa-masa yang akan datang olah raga ini akan semakin digandrungi. Khusus untuk di Indonesia, perkembangan saat ini sudah terlihat. Sering saya temui ketika berlangsungnya pertandingan tim nasional dan juga klub lokal, semakin banyak kaum hawa yang menonton langsung di stadion. Ini merupakan sebuah pencapaian besar, terutama apabila kita bandingkan dengan beberapa tahun yang silam. Nilai entartainment yang ditawarkan oleh sepak bola nasional saat ini semakin tinggi. Pertandingan sepak bola yang sebelumnya dicap sebagai pangkal kerusuhan saat ini mulai luntur. Dengan pencapaian ini, sekarang giliran kita semua seluruh suporter Indonesia, dari kategori apapun dan dari klub manapun untuk mempertahankannya dan bahkan dimasa-masa yang akan datang meningkatkan pencapaian ini.

No comments:

Post a Comment