Friday, March 20, 2015

ROMA

Tak ada judul yang lebih menarik, cukup itu saja, Roma. Dari satu kata itu mengandung banyak sekali makna. Mulai dari nama sebuah kota, biduan nada yang mendapat predikat raja, hingga sebuah klub sepak bola di Italia. Dalam tulisan ini, saya memilih arti/maksud ketiga, klub sepak bola. Roma.

Sungguh malang sekali nasibnya. Sudah sekitar dua bulan lamanya "derita" silih berganti menghampiri. Tak ada jeda, tak ada rehat, bagai segar udara yang tak hentinya kita serap. Istilah sudah jatuh tertimpa tangga masih belum cukup menjadi gambaran keadaannya. Saya kira lebih dari itu. Buruk.

Apa penyebab "derita" itu terjadi tidaklah penting. Saya yakin, pasti kita semua memahami penyebabnya. Saya sebut kita, karena saya yakini anda diluar sana banyak yang peduli padanya, Roma. Kita merasakan hal yang sama, kecewa. Akan tetapi yang paling penting dari keadaan ini adalah bagaimana kita menanggulanginya.

Memaki dan mencela tanpa henti tidak akan pernah menjadi sebuah solusi. Keduanya hanya akan menjadi sebuah racun mematikan yang akan menggerogoti sisa-sisa semangat dan tenaga yang mencoba kembali dibangun oleh staff dan pemain klub. Lebih penting lagi adalah bagi kita yang merasa peduli padanya, Romanisti.

Saat ini satu hal terpenting yang kita butuhkan adalah percaya. Percaya pada pemain, percaya pada pelatih, percaya pada manajemen klub. Percaya bahwa mereka senantiasa bermain dan bekerja untuk tidak mengecewakan kita, pendukungnya. Lihat saja kita sebagai pendukung melihat mereka bertubi-tubi gagal, kecewa bukan?.

Sekarang coba anda bayangkan bagaimana yang dirasakan pemain. Pastinya mereka lebih menderita dari kita. Kepala mereka tak dapat tegak, bahu mereka semakin berat, dan kaki mereka semakin lambat untuk berlari. Semua hanya karena mereka gagal memberikan rasa bahagia bagi kita.

Sangat tidak adil kalo saat ini kita mencela dan menghujat mereka. Mereka telah berusaha sekuat tenaga. Mereka juga telah mencoba berbagai cara untuk membuat kita bahagia. Kita semua tau itu, kita semua melihatnya.

Tak perlu lagi panjang berucap. Saat ini hanya ada satu hal yang dibutuhkan Roma, kita percaya pada mereka.

No comments:

Post a Comment