Wednesday, October 12, 2011

Battleship Potemkin

“the man who was killed for a plate of soup.”

Sebuah kalimat yang tertulis dalam selembar kertas yang diletakkan diatas jasad seorang tentara Rusia dari kapal perang Potemkin. Salah satu bagian dalam film Battleship Potemkin garapan sutradara Rusia, Sergei Eisenstein ini merupakan satu dari banyak adegan dramatis di film tersebut. Film ini dibuat pada tahun 1925 dengan teknik montage. Untuk film yang hampir seabad silam, dari segi teknik pembuatan hingga kekuatan cerita membuktikan, Battleship Potemkin benar-benar digarap serius. Film ini kental akan muatan propaganda, dimana kala itu partai Bolshevik (Partai Komunis Rusia) yang dipimpin oleh Vladimir Ulyanov (nama samaran Lenin) memberikan perintah khusus kepada Eisenstein untuk membuat sebuah film yang akan digunakan dalam peringatan 20 tahun revolusi kedua Rusia.
Film ini sendiri terbagi menjadi 5 bagian : Man and Magots, Drama at the Harbor, A Dead Man Calls for Justice, The Odessa Staircaces, dan The Rendez-Vous with a Squadron. Dari ke lima bagian ini, secara umum menceritakan tentang bagaimana kaum komunal berhasil meruntuhkan dominasi segelintir elit yang berkuasa. Kala itu di kapal perang Rusia, Potemkin, para awak kapal diperlakukan dengan tidak manusiawi. Sebab utama dari keadaan ini adalah kondisi Rusia yang kala itu dibawah kekuasaan Tsar memang sedang buruk. Saking buruknya, tentara mereka yang berada dalam kapal Potemkin harus makan dengan soup yang dagingnya telah penuh dengan belatung. Dari sini kemudian muncul tokoh heroik yang menjadi inisiator “perlawanan” terhadap pimpinan kapal, dialah Vakulinchuk. Dia mengajak awak kapal lainnya untuk melakukan protes terhadap hal ini, akan tetapi pimpinan kapal bersikeras bahwa daging tersebut masih layak untuk dikonsumsi.
Awak kapal yang kecewa dengan kebijakan dari pimpinan kapal kemudian melakukan aksi protes dengan menolak untuk memakan sup yang telah disajikan. Aksi mogok makan ini kemudian direspon pimpinan kapal dengan menghukum mati para awak yang menolak untuk memakan sup yang telah disediakan. Propaganda pertama terlihat disini, dimana para awak pada akhirnya membangkang dari segelintir elit yang dictator dan tidak manusiawi. Mereka melawan para pimpinan kapal dan berhasil menguasai kapal, sayangnya Vakulinchuk tewas tertembak. Selanjutnya mereka menuju pelabuhan Odessa. Mereka menyemayamkan jasad Vakulinchuk di pinggir dermaga, menjadikannya sebuah simbol perlawanan terhadap Tsar. Penduduk Odessa yang bersimpati akhirnya memberikan bantuan berupa makanan kepada awak kapal. Propaganda kedua terlihat jelas disini. Film ini menampilkan begitu banyak orang yang berbondong-bondong melihat jasad Vakulinchuk dan secara spontan menyuarakan revolusi.
Bagian selanjutnya dari film ini kemudian menampilkan bagaimana warga Odessa dibantai oleh tentara Tsar di tangga yang terletak di tengah kota. Begitu banyak adegan dramatis disini. Mulai dari seorang ibu yang histeris ketika anaknya mati terinjak-injak di tangga, kereta bayi yang meluncur dari atas tangga, hingga seorang wanita yang tertembak dibagian matanya. Sedangkan dibagian akhir film menampilakan pertempuran antar kapal perang tentara Tsar dan juga Potemkin. Akan tetapi tidak semua kapal terlibat dalam pertempuran. Pada akhirnya, awak Potemkin berhasil membujuk beberapa kapal perang lainnya untuk membelot kepada kekuasaan Tsar.
“one of the most renowned films in the history of cinema and containing perhaps the best known sequence in the medium’s entire history”[1]. Kutipan kalimat diatas tidaklah berlebihan. Film ini memang pantas mendapatkan predikat sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa yang pernah dibuat. Kebudayaan, sejarah, perilaku, maupun intrik politik yang sedang terjadi di suatu negara dapat diketahui salah satunya melalui film. Ketika mengurai adegan dalam film Battleship Potemkin, kita dapat melihat dengan jelas bagaimana kondisi sosio-kultur maupun dinamika politik yang terjadi di Rusia. Secara keseluruhan, melalui film ini emosi penonton benar-benar berhasil dimainkan oleh Esenstein. Meskipun film ini adalah film bisu, akan tetapi “bahasa film” disajikan dengan sangat baik oleh Esenstein, terutama dengan menggunakan teknik montage-nya. Teknik ini berhasil menjadi nilai tambah dari film ini, penonton dibuat untuk tidak bosan dengan film bisu ini. Film ini bukan hanya sebuah karya besar yang ada di tahun 1920-an, akan tetapi benar-benar menjadi sebuah karya besar sepanjang masa dalam dunia perfilman. Pesan yang disampaikan oleh film ini sudah pasti akan membuat penonton film di era tersebut akan "termakan" propaganda dari parta Bolsevhik. Dengan kuatnya pesan yang ada dalam film ini, dari segi politik hal yang diraih adalah semakin kuatnya legitimasi partai yang dipimpin Lenin tersebut untuk memimpin Rusia.




[1] http://www.sensesofcinema.com/2000/cteq/potemkin/

No comments:

Post a Comment