Hidup itu memang berat, tapi bukan itu persoalannya. Persoalannya adalah engkau merasa keberatan atau tidak? Ketika engkau merasa keberatan, ringan pun terasa berat.
Lantas bisikmu menggerutu, "emang paling enak berfatwa, rasanya sangat ringan. Coba dipraktekan, pasti akan sangat berat dijalankan". Seringkali juga banyak orang yang ingin menceraikan doa dan usaha. Keduanya ini pasangan, keduanya saling mengisi, keduanya tak terpisahkan. Doa adalah bagian dari usaha, sedangkan usaha adalah tindakan nyata keinginan mewujudkan doa.
Doa dan usaha juga beraneka. Bisa yang kasat, bisa pula yang tak terlihat. Coba sekarang kita bercermin dalam diri kita. Lihat saja raga ini, antara yang terlihat dan kasat lebih banyak mana? Sekali lagi, antara yang terlihat dan kasat banyak mana? Tentu saja banyak yang kasat. Didalam tubuh yang terbalut kulit, dimulai dari sel yang jumlahnya miliaran, sampai bermacam organ yang tak terhitung yang bekerja, rapi, dan memiliki tatanan. Dari refleksi sederhana ini bisa dikatan bahwa sejatinya manusia itu adalah makluk ghoib.
Apa sih, ghoib? Singkatnya adalah segala sesuatu yang tidak bisa diindrai. Kita pun meskipun kasat, masih berusaha menutupi bagian yang terlihat. Kita memakai baju, memakai peci, memakai hijab. Kecenderungan ghoib makin kentara, bukan? Sekarang coba kita renungkan, ketika kita termasuk makluk ghoib, kita hanya mengandalkan usaha-usaha yang terlihat saja, bagaimana? Jelas bahwa potensi kegagalannya lebih besar.
Usaha-usaha yang tak nampak begitu besar dan bermanfaat. Usaha-usaha yang tak nampak justru seringkali membawa makrifat.
No comments:
Post a Comment