Wednesday, January 15, 2020

Ngelantur


Harmoni
Tempat di pusat kecil semesta
Dua tahun terlewati
Bingar sesak tuk ditempa

Berawal dari lantai dua
Berpindah ke tiga dan bertahan di catur
Tiap malam ku pejam mata
Rebahkan raga jadikan saraf letur

Embun digantikan debu
Sejuk hanya sesekali berlalu
Yang bisa kupastikan satu
Tak pernah kugadaikan yakin dan mimpiku

Friday, January 10, 2020

Kawruh Jiwa


"Kawruh Jiwo; meruhi awakipun piyambak."

Mengetahui/memahami dirinya sendiri. Ketika orang bisa memahami dirinya sendiri secara jujur, maka saat itu dia akan bisa memahami orang lain dan dia pun akan mengerti lingkungannya. Dan orang yang memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungannya maka ketika itu pula orang tersebut bisa menemukan kebahagiaan.

Hidup itu butuhnya berapa? Cukupnya berapa? Sesuainya berapa? Nyamannya berapa? Sebisa mungkin kita harus mengetahui. Apabila tidak tahu, bagaimana kita bisa memenuhinya?

Semakin memahami diri, memahami orang lain dan memahami lingkungan, kita akan semakin mengenal sang pencipta. Disitulah letak dari puncak pengetahuan. Disitulah letak dari kebahagiaan sejati. Dan kebahagiaan sejati ini tidak tergantung waktu, tempat dan keadaan. "Boten gumantung wekdal, papan lan kawontenan."

Pulangku, Tujuku, Timurku


Pada kerasnya cor beton kami memacu laju. Diatas jalanan yang belah lahan sawah dengan kabut yang masih bercumbu. Pagi itu sinar matahari tembus pori kaca, jadikan silau. Kanan - kiri kami nampak kuning, pun sebenarnya lebih dominan hijau.

Trans Jawa pagi ini begitu lengang. Yang nampak hanya jalanan lurus membentang, memanjang dan begitu lapang. Sesekali kami lewati jalanan layang. Terlihat beberapa orang sambil lalu-lalang, melintang.

Tinggal beberapa kilometer lagi. Kami akan mendapatkan obat mujarab, penawar rindu, keluh kesah hati. Perjalanan kali ini rasanya seolah begitu suci. Kalau boleh bermajas hiperbola, bisa saja disamakan seperti naik haji.

Rumah di kampung halaman bagai kakbahnya, kedua telapak tangan ibu-bapak bagai hajar aswadnya, padat jalan yang berujung macet bagai tawafnya, klepon pun  juga tiwul bagai kurmanya, serta sirup Marjan rasa melon atau coco pandan sebagai air zam-zamnya.

Mudik adalah saat untuk bernostalgia. Selami sejenak sensasi melankolia. Nikmati setiap detiknya. Tuntaskan semua rasa rindu yang gelora. Dan yang terpenting dan utama, syukuri lebaranmu apapun keadaannya.


Tol Soket, 6 Juni 2019

Crane


Hidup itu nikmat
Setiap keluh, kesah, kisah, cita, tawa dan duka
Semua bermuara pada tempat yang sama
Putusan jalan dari segala dzat

Malam ini harusnya gelap
Tapi orang selalu miliki cara untuk akalinya
Jalan, ruang dan gedung disulap, jadi mengkilap
Tak habis sinar cahayanya

Dari pilihan tersaji, banyak yang bisa kupandangi
Kupilih satu yang nampak silau, buat mata terpukau

Crane
Di ketinggian ia memanjang
Dengan kerlip lampu sirine dia bergoyang
Diantara lantai gedung pindahkan material barang
Tak peduli terpaan angin di ketinggian menjulang

Crane
Kali ini aku mendapatkan pelajaran
Berat tak kau jadikan beban
Gelap tak kau jadikan penghalang
Ketinggian tak buat daya upayamu hilang

Karena salah satu nikmat hidup adalah ketika kita tak pernah berhenti untuk berjuang...