rmi-jateng.org |
Suatu ketika Gus Dur pernah berdiskusi dengan beberapa pemuka agama.
Topik utama dalam diskusi tersebut adalah untuk menentukan agama mana yang
memiliki hubungan paling dekat dengan Tuhan. Yang pertama pemuka agama Hindu
mengutarakan pendapatnya.
“Kita yang memiliki hubungan terdekat dengan tuhan. Bagaimana tidak, kita
selalu memanggil “OM” ketika berkomunikasi dengan tuhan kami. Apakah ada
hubungan yang lebih dekat dibandingkan dengan ponakan dengan Om-nya seperti
agama kami? Tentu saja tidak ada”.
Mendengar pernyataan tersebut, Gus Dur hanya tersenyum. Kontras dengan
respon dari pemuka agama Kristen. Dia langsung membantah pernyataan dari agama
Hindu tersebut.
“Agama kami lebih dari itu. Jika anda memanggil Tuhan anda dengan
panggilan “OM”, kami melakukan lebih dari itu. Kami memanggil Tuhan kami dengan
panggilan “Bapak kami di surga”. Apakah ada hubungan yang lebih dekat dari
seorang bapak dan anak. Sudah jelas sekali bahwa agama kami yang terbukti memiliki
hubungan terdekat dengan Tuhan.”
Lagi-lagi, Gus Dur hanya tersenyum. Tidak membantah, hanya tersenyum
saja. Hal ini membuat kedua pemuka agama lain justru semakin heran. Keduanya
kemudian bertanya kepada Gus Dur mengapa dia hanya tersenyum tanpa mencoba
untuk berargumen mengenai hubungan kedekatan dengan Tuhan yang ada pada Islam.
“Bagaimana dengan agama anda?”
Gus Dur kemudian dengan santai menjawab. “Boro-boro agama kami memiliki
hubungan dekat tuhan, lha wong kalau manggil saja musti pake toa”.
-
Inayah Wulandari, Mata Najwa, Maret 2015.
No comments:
Post a Comment